Friday, August 5, 2011

Setan Spesialis Wudhu

Bisa kita bayangkan, bagaimana canggihnya seorang pencuri kendaraan bermotor jika setiap hari yang dipelajari dan dikerjakan adalah mencuri motor. Ada juga spesialis elektronik, dia paling ahli bagaimana menggondol barang elektronik dari rumah orang yang sedang lengah. Ternyata iblis juga memeiliki bala tentara yang dibekali ketrampilan khusus dan ditugasi yang khusus pula. Iblis menggoda manusia setiap lini, dan setiap lini dia siapkan setan-setan yang 'spesialis' dibidangnya.

Dalam hal wudhu misalnya, ada jenis setan khusus diwilayah ini. Pekerjaannya focus untuk menggoda orang-orang yang whudu sehingga menjadi kacau wudhunya. Setan spesialis wudhu ini disebut Nabi dengan 'AL-WALAHAN' Nabi bersabda :

"Pada wudhu itu ada setan yang menggoda, disebut dengan Al-Walahan, maka hati-hatilah terhadapnya" (HR Ahmad)

Setan ini menggoda tidak hanya mengandalkan satu jurus saja untuk memperdayai mangsanya. Untuk masing-masing karakter pelaku wudhu, disiapkan satu jurus untuk melumpuhkannya.

Waspadai Setiap Jurusnya

Sebagian dipermainkan setan sehingga sibuk mengulang-ulang lafaz niat. Saking sibuknya mengulang, ada yang rela ketinggalan rakaat untuk mengeja niat. Niat memang harus dilazimi bagi setiap hamba yang hendak melakukan setiap aktivitas. Akan tetapi tak ada sedikit keteranganpun dari Nabiyang shahih menunjukkan sunnahnya melafazkan niat. Bahkan tidak ada dalil sekalipun berupa hadits dha'if, mursal, atau yang terdapat di musnad maupun perbuatan sahabat yang menunjukkan keharusan atau sunnahnya melafazkan niat.

Dalil yang biasa dipakai adalah hadits Nabi "Innamal a'malu binniyati." Hadits ini tidak menunjukkan sedikitpun akan perintah melafazkan niat. Jika hadits ini dimaknai sebagai yang dilafazkan, berarti untuk setiap amal shalih baik menolong orang tenggelam, belajar, bekerja dan aktivitas lain menuntut dilafazkan. Apakah orang yang melafazkan niat ketika wudhu juga melafazkan niat ketika melakukan aktivitas amal yang lain?. Kalau saja itu baik, tentunya Nabi dan para sahabat melakukannya.

Sebagian lagi digoda setan sehingga asal-asalan ketika melakukan wudhu. Dia membiarkan anggota tubuh yang metinya wajib dibasuh, tidak terkena oleh air. Nabi mengingatkan akan hal ini dengan sabdanya :

"Celakalah tumit dari neraka". (HR Bukhari & Muslim).

Untuk menangkal godaan ini, wajib bagi kita mengetahui manakah anggota tubuh yang wajib dibasuh atau diusap. Allah telah menjelaskan dalam firmaNya:

"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan mata kaki. (QS. Al-Maidah : 6).

Syeikh Utsaimin menyebutkan bahwa 'ISTINSYAQ' atau memasukkan air kehidung kemudian 'ISTINSYAR'(mengeluarkannya) hukumnya wajib karena hidung termasuk bagian dari wajah yang dituntut untuk dibasuh. Telinga juga wajib untuk diusap karena termasuk bagian dari kepala sebagaimana hadits Nabi: 'UDZUN MANAR RA'SIE, telinga bagian dari kepala.

Boros Menggunakan Air

Asal-asalan adalah jurus setan yang diarahkan bagi orang-orang yang malas. Sedangkan untuk orang yang antusias dan bersemangat, 'al-Walahan' memiliki jurus yang lain. Yakni dia menggoda agar orang yang wudhu terlampau boros menggunakan air. Timbullah asumsi bagi orang yang berwudhu, semakin banyak air, semakin sempurna wudhunya. Padahal anggapan ini bertentangan dengan sunnatul huda. Bahkan Nabi mengingatkan ummatnya akan hal itu. Beliau bersabda :

"Sesungguhnya akan ada diantara ummat ini yang melampaui batas dalam bersuci dan berdoa."(HR Abu Dawud, Ahmad dan An-Nasa'I, sanadnya kuat dan dishahihkan oleh Al-Abani).

Adapula hadits menyebutkan, tatkala Nabi melewati Sa'ad yang tengan berwudhu beliau bersabda:

"Jangan boros menggunakan air." Sa'ad berkata "Apakah ada istilah pemborosan dalam air?". Beliau menjawab: "Ya meskipun engkau berwudhu disungai yang mengalir." (HR Ibnu Majah dan Ahmad).

Ibnul Qayyim menyebutkan hadits ini dalam Zaadul Ma'ad, begitu pula Ibnul Jauzi dalam kitabnya "Talbis Iblis" hanya saja syeikh Al-Albani menyatakan ini sebagai hadits dha'if, begitu pula dengan Al-Bushiri dalam Al-Zawa'id.

Yang baik adalah kita tidak boros dalam menggunakan air, termasuk ketika berwudhu. Namun bukan berarti boleh meninggalkan sebagian anggota yang wajib untuk dibasuh.

Ragu-Ragu Ketika Berwudhu

Jurus lain yang ditujukan bagi orang yang kelewat semangat dalam hal berwudhu adalah setan menanamkam keraguan pada kita yang berwudhu. Ketika kita selesai berwudhu dibisikkan dihati kita keraguan akan keabsahan wudhunya, agar kita mengulangi wudhu kembali, dan hilanglah banyak keutamaan seperti Takbiratul uula maupun shalat berjamaah secara umum.

Telah datang kepada Ibnu Uqail seseorang yang terkena jurus setan ini. Dia menceritakan bahwa dirinya telah berwudhu, kemudian dia ulangi wudhunya karena ragu, bahkan dia menceburkan diri kesungai, setelah keluar darinya diapun masih ragukan wudhunya. Dia bertanya "Dalam keadaan (masih ragu) seperti itu apakah saya boleh shalat?" Ibnu Uqail menjawab: "tidak lagi wajib shalat. Ya, tidak ada orang yang melakukan itu kecuali orang yang hilang ingatan, sedangkan orang yang hilang ingatan tidak terkena lagi kewajiban. Wallahu a'lam bishawab".

Blog Archive