Monday, August 1, 2011

Hakikat Dzikir

Zikir, secara harfiah berarti ingat dan sebut. Ingat adalah gerak hati, sedangkan sebut adalah gerak lisan. Zikrullah berarti mengingat dan menyebut Allah. Adapun perpaduan keduanya barulah makna awal dari "khusyuk".

Zikir, terdiri dari empat bagian yang saling terikat, tidak terpisahkan, yaitu : zikir lisan (ucapan), zikir kalbu (merasakan kehadiran Allah), zikir 'aql (menangkap bahasa Allah di balik setiap gerak alam), dan zikir amal (taqwa : patuh dan taat terhadap perintah Allah dan meninggalkan laranga-Nya). Idealnya zikir itu berangkat dari kekuatan hati, ditangkap oleh akal, dan di buktikan dengan ketaqwaan, amal nyata didunia ini.

Zikir, adalah perintah Allah SWT kepada orang-orang yang beriman (QS al-ahzab: 41-42). Maka orang yang beriman adalah orang yang banyak berzikir. Kurang iman, kurang zikir. Tidak beriman tidak akan berzikir. Berzikir berarti taat pada perintah Allah. Prakteknya bisa jadi dalam keadaan berdiri, duduk, atau berbaring (QS Ali Imran: 191), di Masjid (QS An-Nur: 36), Mushala, rumah, kantor, atau jalanan sekalipun, dan bisa dilakukan sendiri-sendiri (QS al-A'raf: 205), atau berjamaah (dalam majelis).

Rasulullah SAW bahkan menyebut majelis zikir sebagai taman surga. Beliau bersabda, "Apabila kalian melewati taman surga, maka bersimpuhlah. "Para sahabat bertanya, "Apa itu taman surga?" Beliau menjawab, "Yaitu majelis zikir." (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi).

Zikir, adalah pangkal ketenangan dan kedamaian (QS ar-Ra'd: 28). Allah adalah sumber ketenangan dan kedamaian (as-Salam). Maka untuk mencapai ketenangan dan kedamaian itu jalannya adalah mendatangi sumbernya dan membersamakan diri dengan-Nya. Zikir itulah jalan pembersamaan (ma'iyyatullah). Adapun meninggalkan zikir sama dengan membuka keleluasaan bagi setan untuk menungganginya. (QS Az-Zukhruf: 36), menciptakan kepengapan hidup serta membutakan mata hati (QS Thaha: 124). Selain sebagai wujud ketaatan, zikir merupakan identitas utama seorang mukmin (QS al-Anfal: 2).

Sejatinya, Zikir membentuk pribadi yang bertaqwa. Yaitu amat taat terhadap perintah Allah dan berjuang maksimal menjauhi larangan Allah. Orang yang berzikir sadar betul bahwa ia senantiasa berada dibawah tatapan dan perhatian-Nya.

Jama'ah yang duduk berzikir menyebut nama Allah pasti dikelilingi malaikat, Rahmat akan tercurah pada mereka, ketentraman diturunkan pada mereka dan Allah menyebut nama mereka pada sesuatu yang berada disisi-Nya. (HR. Muslim).


Muhammad Arifin Ilham

Blog Archive